KESALAHAN BERBAHASA DALAM PENERAPAN KAIDAH EJAAN BAHASA INDONESIA
YANG DISEMPURNAKAN DALAM LATAR BELAKANG SKRIPSI YANG DITULIS OLEH IMROATUL
HASANAH MAHASISWA ANGKATAN TAHUN 2013, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA.
NAMA : HARYANTI
NPM : 126211060
KELAS
: VA
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:250) ejaan didefenisikan sebagai
kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya)
dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
A.
Kesalahan penulisan
huruf besar atau huruf kapital
·
Kesalahan
penulisan huruf pertama petikan langsung
Bentuk
tidak baku :
“sangat sopan,
lemah lembut berbudi bahasa, penuh rasa
belas kasihan; berupaya untuk membantu meringankan beban orang lain”.
Sesuai
kaidah tata bahasa yang benar adalah bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua
pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Bentuk
baku :
“Sangat sopan,
lemah lembut berbudi bahasa, penuh rasa
belas kasihan; berupaya untuk membantu meringankan beban orang lain”.
·
Kesalahan penulisan huruf pertama petikan
langsung
Bentuk
tida baku :
“bahasa
adalah sistem yang membentuk budaya manusia”.
Penulisan huruf awal pada kalimat petikan di atas merupakan
penulisan huruf yang salah, karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
petikan langsung.
Bentu
baku :
“Bahasa
adalah sistem yang membentuk budaya manusia”
B.
Kesalahan
penulisan huruf pertama pada kata tugas di-
Bentuk tidak
baku :
Pragmatik
adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal,
yakni bagaimana satuan bahasa itu digunakan didalam komunikasi.
Penulisan
kata bercetak tebal di atas yang benar menurut kaidah tata bahasa Indonesia
yang benar adalah dipisahkan menjadi di dalam. Kata depan di, ke,
dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan
kata yang sudah di anggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Bentuk
baku :
Pragmatik
adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal,
yakni bagaimana satuan bahasa itu digunakan di dalam komunikasi.
C.
Kesalahan penulisan tanda koma ( , )
·
Pemisahan
anak kalimat dari induk kalimat yang tidak menggunakan tanda koma (yang anak
kalimat mendahului induk kalimat).
Bentuk
tidak baku :
Alasan penulis melakuan penelitian ini karena mahasiswa di
lingkungan kampus Universitas Islam Riau banyak menggunakan tuturan yang tidak
sopan yang mengandung paradoks pragmatiknya maka penulis tertarik mengambil
penelitian ini.
Kalimat di atas merupakan kaliamat majemuk bertingkat. Posisi anak
kaliamat mendahului induk kalimat. Anak kalimat yang mendahului induk kalimat,
maka setelah anak kalimat harus ada tanda koma, karena jika tida diberi tanda
koma, maka kalimat tersebut akan terlihat rancu, pada kalimat tersebut di
bagian paradoks pragmatiknya itu membutuhkan tanda koma untuk jeda.
Bentuk baku :
Alasan penulis melakuan penelitian ini karena mahasiswa di
lingkungan kampus Universitas Islam Riau banyak menggunakan tuturan yang tidak
sopan yang mengandung paradoks pragmatiknya, maka penulis tertarik
mengambil penelitian ini.
·
Penghilangan
tanda koma di antara dua klausa dalam kalimat majemuk setara ( yang didahului
oleh konjungsi tetapi, melainkan, dan sedangkan)
Bentuk tidak baku :
Penelitian
yang penulis lakukan ini mengkaji tentang prinsip kesatuan tapi penulis lebih
menfokuskan kepada paradoksnya.
Kalimat
di atas akan terlihat rancu jika tidak dibubuhi tanda koma setelah kata kesatuan,
jadi sebaiknya disela-sela kata tersebut harus diberi tanda koma, sehingga
kalimat tersebut menjadi :
Bentuk
baku :
Penelitian
yang penulis lakukan ini mengkaji tentang prinsip kesatuan, tapi penulis lebih
menfokuskan kepada paradoksnya.
D.
Kesalahan penulisan huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Bentuk tidak baku :
Alasan penulis melakuan penelitian ini karena mahasiswa di
lingkungan kampus universitas islam riau banyak menggunakan tuturan yang tidak
sopan.
Penulisan nama tempat atau lembaga, menurut kaidah yang berlaku seharusnya menggunakan awalan huruf
kapital.
Bentuk baku :
Alasan penulis melakuan penelitian ini karena mahasiswa di
lingkungan kampus Universitas Islam Riau banyak menggunakan tuturan yang tidak
sopan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar