Rabu, 19 November 2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI DALAM BUKU ANEKA YESS EDISI 16 (28 JULI – 10 AGUSTUS 2013)

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI DALAM BUKU ANEKA YESS EDISI 16 (28 JULI – 10 AGUSTUS 2013)
NAMA : HARYANTI
NPM    : 126211060
KELAS : VA
Baik ragam tulis maupun ragam lisan dapat terjadi kesalahan berbahasa dalam pembentukan kata atau tataran morfologi. Kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi disebabkan oleh berbagai hal. Klasifikasi kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi antara lain :
A.    Penghilangan afiks
1.      Penghilangan prefiks meng-
·         Gali (halaman 132)
Bentuk baku dari kata gali adalah menggali. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penghilangan prefiks meng- pada kata gali. Dalam kamus besar bahasa Indonesia menggali berarti 1. Membuat lubang ditanah dsb 2. Mengambil (mengeluarkan) sesuatu dari dalam tanah dengan membuat lubang (2008:408). Kata gali sudah merupakan bentuk baku, tapi kebakuan tersebut tidak cocok digunakan pada penulisan majalah, karena majalah termasuk media yang dapat menjadi wahana pendidik dalam berbahasa bagi masyarakat, oleh sebab itu bahasa yang digunakan sebaiknya bahasa yang sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia.
2.      Penghilangan prefiks ber-
·         Beda ( halaman 144 )
Beda merupakan kata tidak baku, sedangkan bentuk baku dari kata beda adalah berbeda. Ketidakbakuan disini bukan karena kata tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia, namun ketidakbakuannya disebabkan penempatan kata yang tidak tepat pada tempatnya. Beda merupakan bentuk kesalahan pada penghilangan prefiks ber-. Kata berbeda dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya adalah bedanya; berlainan: mereka mempunyai potongan rambut yang~, seorang panjang dan seorang lagi pendek (2008:155).
·         Kilau (halaman 144)
 
Bentuk baku dari kata kilau adalah berkilau. Dalam hal ini ada kesalahan yang terdapat pada kata kilau yakni penghilangan prefiks ber-. Berkilau dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti gemerlap; berkilap (2008:698).

B.     Penyingkatan morf me-, mem-, men-, meng-, meny-, dan menge-
1.      Penyingkatan morf me-
·         Ngalamin (halaman 104)
Bentuk baku dari kata ngalamin adalah mengalami. Dalam hal ini bentuk kesalahnnya terdapat pada kata ngalamin yakni penyingkatan morf me- dan penambahan sufiks in- yang tidak tepat karena pengaruh dari bahasa gaul. Kata mengalami berasal dari kata dasar alam. Dalam kamus besar bahasa Indonesia mengalami berarti merasai (menjalani, menanggung) suatu peristiwa (2008 : 34).
·         Ngertiin (halaman 110)
Bentuk baku dari kata ngertiin adalah mengerti. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada kata ngertiin yakni penyingkatan morf me- dan penambahan sufiks in- yang tidak tepat. Kata mengerti berasal dari kata dasar erti. Dalam kamus besar bahasa Indonesia mengerti memiliki arti (telah dapat) menangkap (memahami, tahu) apa yang dimaksud oleh sesuatu; paham (2008:381).
·         Lengkapi (halaman 108)
Bentuk baku dari kata lengkapi adalah melengkapi. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada kata ngertiin yakni penyingkatan morf me-. Kata melengkapi berasal dari kata dasar lengkap. Dalam kamus besar bahasa Indonesia melengapi memiliki arti menambah sesuatu yang kurang supaya menjadi lengkap (2008:814).
2.      Penyingkatan morf mem-
·         Ngebantuin (halaman 109)
  
Bentuk baku dari kata ngebantuin adalah membantu. Dalam hal ini bentuk kesalahnnya terdapat pada kata ngebantuin yakni penyingkatan morf me- dan penambahan sufiks in- yang tidak tepat. Kata ngebantuin berasal dari kata dasar bantu. Dalam kamus besar bahasa Indonesia membantu memiliki arti memberi sokongan (tenaga dsb) supaya kuat (kukuh, berhasil baik,dsb); menolong (2008:137).

·         Ngebaca (halaman 104)
Bentuk baku dari kata ngebaca adalah membaca. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penyingkatan morf me- pada kata ngebaca. Ngebaca berasal dari kata dasar baca. Dalam kamus besar bahasa Indonesia membaca memiliki arti 1. Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) 2. Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis; 3. Mengucapkan :~doa,~mantra; 4. Mengetahui;meramalkan; 5. Memperhitungkan; memahami (2008 : 109).

·         Ngebawanya (halaman 132)
Bentuk baku dari kata ngebales adalah membalas. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penyingkatan morf mem- pada kata ngebales dan perubahan fonem /a/. Ngebales berasal dari kata dasar balas. Dalam kamus besar bahasa Indonesia membalas memiliki arti menjawab (surat dsb); mengimbangi (kebaikan orang dsb); memberikan (membayar) sesuatu sebagai imbangan jasa (perbuatan dsb) yang sudah diterima (2008:125)

3.      Penyingkatan morf men-
·         Jelang (halaman 109)
   
Bentuk baku dari kata jelang adalah menjelang. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penyingkatan morf men- pada kata jelang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia menjelang memiliki arti 1. Mengunjungi; menengok; menjenguk; menghadap: 2. Dialamatkan kepada; ditujukan kepada (pada alamat surat): 3. Menghadap; menyongsong: 4. Hampir 5. Melihat; memandangi (2008 :574).


·         Ngedukung (halaman 108)
Bentuk baku dari kata ngedukung adalah mendukung. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penyingkatan morf men- pada kata ngedukung. Dalam kamus besar bahasa Indonesia mendukung memiliki arti 1. Membawa sesuatu atau seseorang di atas punggung; menggendong: 2. Menyokong; membantu; menunjang (2008 : 346).

·         Ngejalanin (halaman 102)
Bentuk baku dari kata ngejalanin adalah menjalankan. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penyingkatan morf men- dan pembubuhan sufiks in- yang tidak tepat, pada kata ngejalanin seharusnya mendapat imbuhan sufiks kan- bukan in-, sehingga kata tersebut menjadi menjalankan. Ngejalanin berasal dari kata dasar jalan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia menjalankan berarti 1. Melakukan (tugas, kewajiban, pekerjaan): 2. Membuat (mengerakkan dsb) supaya berjalan 3. Mengemudikan ; mengendarai (tentang kendaraan); 4. Memutarkan (tentang uang supaya untung); membungakan 5. Mengamalkan; mematuhi atau mempraktikkan (tentang ajaran, nasihat dsb) 6. Mengerjakan; memecahkan atau mencari (tentang hitungan) (2008:559).

4.      Penyingkatan morf meng-
·         Ngadepin (halaman 109)
Bentuk baku yang tepat pada kata ngadepin adalah menghadapi. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penyingkatan morf meng-. Menghadapi berasal dari kata dasar hadap. Menghadapi dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti duduk dsb berhadapan dengan 2. Bertemu muka 3. Menjumpai; mengalami.

·         Ngeluarin (halaman 130)
Bentuk baku dari kata ngeluarin adalah mengeluarkan. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penyingkatan morf meng- dan penambahan sufiks in- yang tidak tepat pada kata ngeluarin seharusnya sufiks tersebut diganti dengan sufiks kan-, sehingga menjadi mengeluarkan. Mengeluarkan berasal dari kata dasar keluar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia mengeluarkan berarti 1. Membawa (menyebabkan dsb) keluar; memindahkan sesuatu dari sebelah dalam ke sebelah luar: 2 melahirkan perasaan (pendapat dsb): 3. Memberikan perintah (surat keputusan dsb) 4. Membelanjakan: 5. Menerbitkan (buku dsb) 6. Mengadakan atau menyediakan (uang dsb) 9. Menghasilkan (barang, bahan,dsb) (2008:659).
·         Ngucapin (halaman 130)
   
Bentuk baku dar kata ngucapin adalah mengucapkan. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penyingkatan morf meng- dan penambahan sufiks in- yang tidak tepat pada kata ngucapin, seharusnya sufiks tersebut diganti dengan sufiks kan-, sehingga menjadi mengucapkan. Ngucapin berasal dari kata dasar ucap. Dalam kamus besar bahasa Indonesia mengucapkan berarti 1. Mengeluarkan ucapan (kata): 2. Melisankan; melafalka: 3. Mengatakan: 4. Menyatakan (2008:1515).

5.      Penyingkatan meny-
·         Nyiapin (halaman 109)
 
Bentuk baku dari kata nyiapin adalah menyiapkan. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penyingkatan morf meny- dan penambahan sufiks in- yang tidak tepat, seharusnya sufiks in- diganti dengan sufiks kan-, sehingga menjadi menyiapkan. Nyiapin berasal dari kata dasar siap. Dalam kamus besar bahasa Indonesia menyiapkan  berarti 1. Menyediakan 2. Mengatur (membereskan) segala sesuatu 3. Menyelesaikan; mengerjakan hingga selesai 4. Mengadakan sesuatu untuk; membentuk (mengurus dsb) 5. Mengusahakan supaya bersiap; memberiperintah supaya bersiap sedia (2008:1299).


C.    Penggunaan afiks yang tidak tepat
1.      Penggunaan prefiks ke-
·         Kebayang (halaman 126)

Bentuk baku dari kata kebayang adalah terbayang. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penggunaan prefiks ke- yang tidak tepat. Pada umumnya dikarenakan dipengaruhi oleh bahasa daerah. Bentukan yang baku dalam bahasa Indonesia adalah menggunakan prefiks ter-, sehingga menjadi terbayang. Terbayang berasal dari kata dasar bayang. Terbayang dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya adalah 1. Seakan-akan tampak  2. Tampak bayang-bayangannya 3. Sudah ada tanda-tandanya(akan berhasil dsb) 4. Dapat dilihat; tampak (2008:152).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar