ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PIDATO Ir. H. JOKO WIDODO.
NAMA : HARYANTI
NPM : 126211060
KELAS : VA
Dalam
pidato Bapak Presiden Republik Indonesia yang berdurasi 08:12 detik ini, saya
mendapat beberapa kesalahan, dan kesalahan yang paling banyak adalah terletak
pada kesalahan dalam bidang fonologi atau pelafalannya. Kesalahan ini bisa jadi
karena dipengaruhi oleh bahasa daerah yang begitu melekat dalam diri beliau,
sehingga begitu banyak pelafalan-pelafalan yang tidak sesuai dengan pelafalan bahasa
Indonesia yang benar.
Sebagai
seorang pemimpin, seharusnya beliau bisa memberikan contoh kepada masyarakat
untuk dapat berbahasa dengan baik, namun kesalahan-kesalahan tersebut tidak
mudah untuk dihindari, karena pengaruh bahasa daerah yang begitu melekat dalam
diri beliau.
1.
Pengucapan
kata masuk, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata
masok, dimana kesalahan yang terdapat pada pelafalan ini yaitu perubahan
fonem vokal u menjadi fonem vokal o.
2.
Pengucapan
kata nangis, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan
kata nanges, dan kesalahan yang terdapat dalam pelafalan ini yaitu
perubahan fonem vokal i menjadi fonem vokal e.
3.
Pengucapan
kata sakit, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata
saket. Kesalahan yang terjadi pada pelafalan ini yaitu perubahan fonem
vokal i berubah menjadi fonem vokal e.
4.
Penggunaan
kata ndak, yang seharusnya digunakan kata tidak. Kesalahan yang
terjadi disini yaitu pada pilihan kata yang tidak tepat, karena dalam kamus
besar bahasa Indonesia, kata ndak itu tidak ada, jadi untuk menyatakan
pengingkaran, penolakan, atau penyangkalan sebaiknya menggunakan kata tidak
sebagai kata yang baku untuk digunakan dalam berbahasa Indonesia.
5.
Pengucapan
kata dibawa, dalam pidatonya tersebut beliau mengucapkannya dengan kata dibawak,
dalam hal ini terjadi kesalahan pada penambahan fonem konsonan K pada
akhir kata. Kata baku untuk kata dibawak itu seharusnya tidak mendapat
penambahan huruf pada akhir kalimat, kesalahan ini bisa disebabkan karena
pengaruh bahasa daerah.
6.
Pengucapan
kata tiga koma delapan persen, dalam pidatonya Bapak Jokowi mengucapkan
kata tersebut menjadi tiga koma lapan persen, dalam hal ini terjadi
penghilangan beberapa fonem, yaitu diantaranya fonem d dan e pada kata delapan.
Bentuk baku dari kata diatas adalah tiga koma delapan persen.
7.
Pengucapan
kata bertahun-tahun, dalam pidatonya Bapak Jokowi mengucapkannya dengan
kata bertaon-taon, dalam hal ini terjadi kesalahan pada penghilangan
fonem dan perubahan fonem, diantaranya perubahan fonem dari vokal u berubah
menjadi vokal o pada kata tahun karena beliau mengucapkannya dengan kata
taon. Selanjutnya penghilangan fonem h pada kata tahun, karena
beliau mengucapkannya dengan kata taon.
8.
Penggunaan
kata satu jam yang dirubah menjadi sak jam, kesalahan yang terjadi yaitu dalam
bidang sintaksis, tentang pengaruh bahasa daerah. Seharusnya kata tersebut
dirubah menjadi satu jam. Situasi kedwibahasaan yang ada di Indonesia
menimbulkan pengaruh yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada kecenderungan
bahasa daerah merupakan bahasa B1, sedangkan bahasa Indonesia merupakan B2 bagi
rakyat Indonesia atau pemakai bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar