Rabu, 19 November 2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PIDATO Ir. H. JOKO WIDODO.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PIDATO Ir. H. JOKO WIDODO.
NAMA    : HARYANTI
NPM       : 126211060
KELAS  : VA
Dalam pidato Bapak Presiden Republik Indonesia yang berdurasi 08:12 detik ini, saya mendapat beberapa kesalahan, dan kesalahan yang paling banyak adalah terletak pada kesalahan dalam bidang fonologi atau pelafalannya. Kesalahan ini bisa jadi karena dipengaruhi oleh bahasa daerah yang begitu melekat dalam diri beliau, sehingga begitu banyak pelafalan-pelafalan yang tidak sesuai dengan pelafalan bahasa Indonesia yang benar.
Sebagai seorang pemimpin, seharusnya beliau bisa memberikan contoh kepada masyarakat untuk dapat berbahasa dengan baik, namun kesalahan-kesalahan tersebut tidak mudah untuk dihindari, karena pengaruh bahasa daerah yang begitu melekat dalam diri beliau.
1.      Pengucapan kata masuk, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata masok, dimana kesalahan yang terdapat pada pelafalan ini yaitu perubahan fonem vokal u menjadi fonem vokal o.
2.      Pengucapan kata nangis, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata nanges, dan kesalahan yang terdapat dalam pelafalan ini yaitu perubahan fonem vokal i menjadi fonem vokal e.
3.      Pengucapan kata sakit, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata saket. Kesalahan yang terjadi pada pelafalan ini yaitu perubahan fonem vokal i berubah menjadi fonem vokal e.
4.      Penggunaan kata ndak, yang seharusnya digunakan kata tidak. Kesalahan yang terjadi disini yaitu pada pilihan kata yang tidak tepat, karena dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata ndak itu tidak ada, jadi untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, atau penyangkalan sebaiknya menggunakan kata tidak sebagai kata yang baku untuk digunakan dalam berbahasa Indonesia.
5.      Pengucapan kata dibawa, dalam pidatonya tersebut beliau mengucapkannya dengan kata dibawak, dalam hal ini terjadi kesalahan pada penambahan fonem konsonan K pada akhir kata. Kata baku untuk kata dibawak itu seharusnya tidak mendapat penambahan huruf pada akhir kalimat, kesalahan ini bisa disebabkan karena pengaruh bahasa daerah.
6.      Pengucapan kata tiga koma delapan persen, dalam pidatonya Bapak Jokowi mengucapkan kata tersebut menjadi tiga koma lapan persen, dalam hal ini terjadi penghilangan beberapa fonem, yaitu diantaranya fonem d dan e pada kata delapan. Bentuk baku dari kata diatas adalah tiga koma delapan persen.
7.      Pengucapan kata bertahun-tahun, dalam pidatonya Bapak Jokowi mengucapkannya dengan kata bertaon-taon, dalam hal ini terjadi kesalahan pada penghilangan fonem dan perubahan fonem, diantaranya perubahan fonem dari vokal u berubah menjadi vokal o pada kata tahun karena beliau mengucapkannya dengan kata taon. Selanjutnya penghilangan fonem h pada kata tahun, karena beliau mengucapkannya dengan kata taon.
8.      Penggunaan kata satu jam yang dirubah menjadi sak jam, kesalahan yang terjadi yaitu dalam bidang sintaksis, tentang pengaruh bahasa daerah. Seharusnya kata tersebut dirubah menjadi satu jam. Situasi kedwibahasaan yang ada di Indonesia menimbulkan pengaruh yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada kecenderungan bahasa daerah merupakan bahasa B1, sedangkan bahasa Indonesia merupakan B2 bagi rakyat Indonesia atau pemakai bahasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar