ANALISIS
KESALAHAN BERBAHASA DALAM CERAMAH AGAMA USTAD JEFRI AL BUCHORI
NAMA : HARYANTI
NPM : 126211060
KELAS : VA
Dalam ceramahnya yang berjudul sosok pemimin yang berdurasi 06:03
detik ini, saya mendapat beberapa kesalahan,
diantaranya adalah karena pengaruh
bahasa daerah, kemudian perubahan fonem dalam bidang fonologi, berikut analisis
dari isi ceramah ustad Jefri Al Buchori.
1. Adanya pengaruh bahasa daerah
Bentuk tidak
baku :
Tinggal
dimane,?
Unsur-unsur
yang dicetak miring pada kalimat diatas merupakan pemakaian frasa yang salah.
Kesalahan itu disebaban oleh adanya pengaruh dari bahasa daerah, yakni bahasa
Betawi. Sebaiknya frasa diatas diganti dengan tinggal dimana,?, kesalahan
yang terdapat pada kalimat di atas merupakan kesalahan dalam bidang sintaksis.
Bentuk
baku :
Tinggal
dimana,?
2.
Perubahan fonem /e/ pada kata bener
Bentuk tidak baku :
“Bener”
Kata
bener merupakan kesalahan yang terjadi karena perubahan fonem vokal /a/ yang di
ubah menjadi fonem vokal /e/. Kesalahan
ini merupakan kesalahan pada bidang fonologi, bentuk baku pada kata bener
adalah benar, sehingga perbaikan pada kata di atas adalah sebagai berikut:
Bentuk baku :
“Benar”
3.
Perubahan fonem /a/ pada kata tangkep
Bentuk tidak baku :
“Tangkep”
Kata
bener merupakan kesalahan yang terjadi karena perubahan fonem vokal /a/ yang di
ubah menjadi fonem vokal /e/. Kesalahan
ini merupakan kesalahan pada bidang fonologi, bentuk baku pada kata tangkep
adalah tangkap, sehingga perbaikan pada kata di atas adalah sebagai berikut:
Bentuk
baku :
“Tangkap”
4.
Penyingkatan morf meny- pada kata nyari
Bentuk tidak baku :
“Nyari”
Kata
nyari yang dicetak miring di atas seharusnya dituliskan secara lengkap, yaitu
dengan tidak menyingkat alomorf dari meny-, maka perbaikan pada kata di
atas adalah :
“Mencari”
5.
Kalimat yang ambiguitas
Bentuk ambiguitas :
“Mumpung abang kebijakannya di dengar orang, udah sikat!”
Ambiguitas
adalah kegandaan arti kalimat, sehingga meragukan atau sama sekali tidak
dipahami orang lain. Keambiguan pada
kalimat di atas terletak pada kata sikat, kata sikat di atas memiliki makna
ganda, pertama : sikat yang digunakan untuk membersihkan lantai kamar mandi
atau sikat yang dimaksud disini adalah menyikat kesempatan-kesempatan dalam
jabatannya, karena kata kebijakan di atas, berarti melambangkan bahwa dia
adalah seorang pemimpin. Jadi, perbaikan pada kalimat di atas adalah sebagai
berikut :
Bentuk
tidak ambiguitas :
“Mumpung
abang kebijakannya di dengar orang, udah ambil saja kesempatan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar