Rabu, 19 November 2014

Kesalahan Berbahasa Tataran Wacana Pada Blogger Universitas Riau (diakses pada tanggal 1 November 2014; 9:40 WIB).

Kesalahan Berbahasa Tataran Wacana
Pada Blogger Universitas Riau (diakses pada tanggal 1 November 2014; 9:40 WIB).

NAMA   : HARYANTI
NPM      : 126211060
KELAS  : VA
Tarigan mengatakan bahwa wacana merupakan satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awl dan akir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis (1987:27).
A.      Kesalahan dalam kohesi
1.      Kesalahan penggunaan pengacuan
2.      Kesalahan penggunaan penyulihan
3.      Kekurangefektifan wacana karena tidak ada pelesapan
4.      Kesalahan penggunaan konjungsi
Wacana tidak baku :
Ditemui diakhir acara, Prof. Aras Mulyadi menyatakan rasa bahagia dan sekaligus puji syukur atas terpilihnya beliau sebagai orang nomor 1 di UR. “Alhamdulillah, ini adalah amanah yang akan saya emban kedepan. Program pertama yang akan saya lakukan adalah melanjutkan untuk membangun UR menjadi lebih baik kedepan, membenahi tata kelola UR dan masih banyak hal lainnya yang telah saya programkan di visi misi saya.” ungkap beliau.
Jika kita cermati dengan seksama, akan kita temukan kesalahan dalam penggunaan konjungsi dalam wacana di atas. kata penghubung “Dan” di atas sebaiknya tidak perlu digunakan, karena kata konjungsi “Dan” di atas terlalu mubazir untuk digunakan.
Wacana baku :
Ditemui diakhir acara, Prof. Aras Mulyadi menyatakan rasa bahagia sekaligus puji syukur atas terpilihnya beliau sebagai orang nomor 1 di UR.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PIDATO Ir. H. JOKO WIDODO.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PIDATO Ir. H. JOKO WIDODO.
NAMA    : HARYANTI
NPM       : 126211060
KELAS  : VA
Dalam pidato Bapak Presiden Republik Indonesia yang berdurasi 08:12 detik ini, saya mendapat beberapa kesalahan, dan kesalahan yang paling banyak adalah terletak pada kesalahan dalam bidang fonologi atau pelafalannya. Kesalahan ini bisa jadi karena dipengaruhi oleh bahasa daerah yang begitu melekat dalam diri beliau, sehingga begitu banyak pelafalan-pelafalan yang tidak sesuai dengan pelafalan bahasa Indonesia yang benar.
Sebagai seorang pemimpin, seharusnya beliau bisa memberikan contoh kepada masyarakat untuk dapat berbahasa dengan baik, namun kesalahan-kesalahan tersebut tidak mudah untuk dihindari, karena pengaruh bahasa daerah yang begitu melekat dalam diri beliau.
1.      Pengucapan kata masuk, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata masok, dimana kesalahan yang terdapat pada pelafalan ini yaitu perubahan fonem vokal u menjadi fonem vokal o.
2.      Pengucapan kata nangis, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata nanges, dan kesalahan yang terdapat dalam pelafalan ini yaitu perubahan fonem vokal i menjadi fonem vokal e.
3.      Pengucapan kata sakit, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata saket. Kesalahan yang terjadi pada pelafalan ini yaitu perubahan fonem vokal i berubah menjadi fonem vokal e.
4.      Penggunaan kata ndak, yang seharusnya digunakan kata tidak. Kesalahan yang terjadi disini yaitu pada pilihan kata yang tidak tepat, karena dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata ndak itu tidak ada, jadi untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, atau penyangkalan sebaiknya menggunakan kata tidak sebagai kata yang baku untuk digunakan dalam berbahasa Indonesia.
5.      Pengucapan kata dibawa, dalam pidatonya tersebut beliau mengucapkannya dengan kata dibawak, dalam hal ini terjadi kesalahan pada penambahan fonem konsonan K pada akhir kata. Kata baku untuk kata dibawak itu seharusnya tidak mendapat penambahan huruf pada akhir kalimat, kesalahan ini bisa disebabkan karena pengaruh bahasa daerah.
6.      Pengucapan kata tiga koma delapan persen, dalam pidatonya Bapak Jokowi mengucapkan kata tersebut menjadi tiga koma lapan persen, dalam hal ini terjadi penghilangan beberapa fonem, yaitu diantaranya fonem d dan e pada kata delapan. Bentuk baku dari kata diatas adalah tiga koma delapan persen.
7.      Pengucapan kata bertahun-tahun, dalam pidatonya Bapak Jokowi mengucapkannya dengan kata bertaon-taon, dalam hal ini terjadi kesalahan pada penghilangan fonem dan perubahan fonem, diantaranya perubahan fonem dari vokal u berubah menjadi vokal o pada kata tahun karena beliau mengucapkannya dengan kata taon. Selanjutnya penghilangan fonem h pada kata tahun, karena beliau mengucapkannya dengan kata taon.
8.      Penggunaan kata satu jam yang dirubah menjadi sak jam, kesalahan yang terjadi yaitu dalam bidang sintaksis, tentang pengaruh bahasa daerah. Seharusnya kata tersebut dirubah menjadi satu jam. Situasi kedwibahasaan yang ada di Indonesia menimbulkan pengaruh yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada kecenderungan bahasa daerah merupakan bahasa B1, sedangkan bahasa Indonesia merupakan B2 bagi rakyat Indonesia atau pemakai bahasa.


ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PIDATO Ir. H. JOKO WIDODO.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PIDATO Ir. H. JOKO WIDODO.
NAMA    : HARYANTI
NPM       : 126211060
KELAS  : VA
Dalam pidato Bapak Presiden Republik Indonesia yang berdurasi 08:12 detik ini, saya mendapat beberapa kesalahan, dan kesalahan yang paling banyak adalah terletak pada kesalahan dalam bidang fonologi atau pelafalannya. Kesalahan ini bisa jadi karena dipengaruhi oleh bahasa daerah yang begitu melekat dalam diri beliau, sehingga begitu banyak pelafalan-pelafalan yang tidak sesuai dengan pelafalan bahasa Indonesia yang benar.
Sebagai seorang pemimpin, seharusnya beliau bisa memberikan contoh kepada masyarakat untuk dapat berbahasa dengan baik, namun kesalahan-kesalahan tersebut tidak mudah untuk dihindari, karena pengaruh bahasa daerah yang begitu melekat dalam diri beliau.
1.      Pengucapan kata masuk, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata masok, dimana kesalahan yang terdapat pada pelafalan ini yaitu perubahan fonem vokal u menjadi fonem vokal o.
2.      Pengucapan kata nangis, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata nanges, dan kesalahan yang terdapat dalam pelafalan ini yaitu perubahan fonem vokal i menjadi fonem vokal e.
3.      Pengucapan kata sakit, dalam pidato tersebut Bapak Jokowi melafalkannya dengan kata saket. Kesalahan yang terjadi pada pelafalan ini yaitu perubahan fonem vokal i berubah menjadi fonem vokal e.
4.      Penggunaan kata ndak, yang seharusnya digunakan kata tidak. Kesalahan yang terjadi disini yaitu pada pilihan kata yang tidak tepat, karena dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata ndak itu tidak ada, jadi untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, atau penyangkalan sebaiknya menggunakan kata tidak sebagai kata yang baku untuk digunakan dalam berbahasa Indonesia.
5.      Pengucapan kata dibawa, dalam pidatonya tersebut beliau mengucapkannya dengan kata dibawak, dalam hal ini terjadi kesalahan pada penambahan fonem konsonan K pada akhir kata. Kata baku untuk kata dibawak itu seharusnya tidak mendapat penambahan huruf pada akhir kalimat, kesalahan ini bisa disebabkan karena pengaruh bahasa daerah.
6.      Pengucapan kata tiga koma delapan persen, dalam pidatonya Bapak Jokowi mengucapkan kata tersebut menjadi tiga koma lapan persen, dalam hal ini terjadi penghilangan beberapa fonem, yaitu diantaranya fonem d dan e pada kata delapan. Bentuk baku dari kata diatas adalah tiga koma delapan persen.
7.      Pengucapan kata bertahun-tahun, dalam pidatonya Bapak Jokowi mengucapkannya dengan kata bertaon-taon, dalam hal ini terjadi kesalahan pada penghilangan fonem dan perubahan fonem, diantaranya perubahan fonem dari vokal u berubah menjadi vokal o pada kata tahun karena beliau mengucapkannya dengan kata taon. Selanjutnya penghilangan fonem h pada kata tahun, karena beliau mengucapkannya dengan kata taon.
8.      Penggunaan kata satu jam yang dirubah menjadi sak jam, kesalahan yang terjadi yaitu dalam bidang sintaksis, tentang pengaruh bahasa daerah. Seharusnya kata tersebut dirubah menjadi satu jam. Situasi kedwibahasaan yang ada di Indonesia menimbulkan pengaruh yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada kecenderungan bahasa daerah merupakan bahasa B1, sedangkan bahasa Indonesia merupakan B2 bagi rakyat Indonesia atau pemakai bahasa.


ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KAIN RENTANG DAN PAPAN NAMA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KAIN RENTANG DAN PAPAN NAMA
NAMA    : HARYANTI
NPM       : 126211060
KELAS  : VA
Papan nama merupakan salah satu bentuk komunikasi bahasa yang penyampainnya melalui tulisan. Penggunaan papan nama banyak dijumpai dimana-mana khususnya di daerah Pekanbaru. Namun banyak para pengusaha yang tidak memperhatikan penulisan yang benar pada papan nama yang mereka pasang. Kesalahan-kesalahan yang banyak terjadi yaitu penggunaan istilah asing.
Pengguna bahasa Indonesia yang memiliki kemahiran menggunakan bahasa asing tertentu sering menyelipkan kata-kata asing dalam tulisannya, termasuk dalam penulisan papan nama. Papan nama sebagai alat untuk mempromosikan produk, sebaiknya ditulis sesuai kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar, karena kita tidak boleh mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing.

1.      Kesalahan penulisan unsur serapan pada kata service
     IMG_3316.JPG
Penulisan papan nama pada kata service di atas, merupakan kesalahan dalam bidang EYD, tentang kesalahan penulisan unsur serapan. Karena penyerapan yang baku pada kata service yang benar adalah servis. Servis memiliki arti pelayanan; layanan (KBBI:1292).
2.      Kesalahan penulisan unsur serapan pada kata computer
        IMG_3390.JPG
Penulisan papan nama pada kata computer di atas, merupakan kesalahan dalam bidang EYD, tentang kesalahan penulisan unsur serapan. Karena penyerapan yang baku  pada kata computer yang benar adalah  komputer. Komputer memiliki arti alat elektronik otomatis yang dapat menghitung atau mengolah data secara cermat menurut yang diinstruksikan, dan memberikan hasil pengolahan, serta dapat menjalankan sistem multimedia (film, musik, televisi, faksimile, dsb), biasanya terdiri atas unit pemasukan, unit pengeluaran, unit penyimpanan, dan unit pengontrolan (KBBI:721).
3.          Penggunaan istilah asing
IMG_3358.JPG
Hukum penulisan bahasa Indonesia yaitu memakai aturan hukum diterangkan-menerangkan, hukum DM ini menyatakan bahwa baik dalam kata majemuk maupun kalimat segala sesuatu yang menerangkan selalu terletak dibelakang yang diterangkan. Pada kata di atas penulisan yang baku adalah hotel zatami, kata hotel diterangkan oleh Zatami, sehingga maknanya menjadi hotel milik Zatami. Kesalahan yang terdapat pada papan nama di atas adalah kesalahan dalam bidang sintaksis.
4.      Perubahan fonem pada kata apotik
IMG_3437.JPG
Gambar diatas adalah bentuk kesalahan pada perubahan fonem vokal /e/ berubah menjadi fonem vokal /i/ pada kata apotik. Lafal yang baku pada kata apotik adalah apotek. Apotek dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat; (KBBI:82). Kesalahan yang terdapat pada papan nama di atas merupakan kesalahan dalam bidang fonologi.

5.      Penggunaan istilah asing pada kata Rahmadana Tailor
  IMG_3303.JPG
Kesalahan  pada papan nama di atas merupakan bentuk kesalahan  penggunaan istilah asing pada nama Rahmadana Tailor, seharusnya papan nama tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa yang benar, jika harus menggunakan bahasa asing sebaiknya tulisannya lebih kecil daripada tulisan bahasa Indonesianya. Bentuk yang benar pada penulisan papan nama di atas adalah Penjahit Rahmadana.

6.      Penulisan Photo Copy
IMG_3345.JPG
Penulisan papan nama pada kata Photo Copy di atas merupakan bentuk kesalahan dalam penulisan yang dipengaruhi oleh bahasa asing. Penulisan Photo Copy yang benar menurut kaidah penulisan bahasa Indonesia adalah Foto Kopi.


7.       Penulisan Optikal
IMG_3425.JPG
Bentuk baku dari optikal adalah optik. Dalam hal ini terjadi kesalahan pada penambahan fonem /a/ dan /l/. Optik memiliki arti berkenaan dengan pengliatan (cahaya, lensa mata, dsb); toko peralatan optik (kacamata dsb) (KBBI:985).


8.      Penggunaan istilah asing pada penulisan mutiara bank
IMG_3383.JPG
Penulisan yang benar pada nama Mutiara Bank adalah Bank Mutiara. Dalam hal ini terjadi kesalahan penulisan akibat dari pengaruh bahasa asing. Jadi, sebaiknya bahasa asin tersebut di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dengan menggunakan hukum penulisan diterangkan-menerangkan, bukan menerangkan-diterangkan.


9.      Penggunaan istilah asing pada kata Restaurant
IMG_3358.JPG
Kesalahan  pada papan nama di atas merupakan bentuk kesalahan  penggunaan istilah asing pada nama Zatami Restaurant, seharusnya papan nama tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa yang benar, jika harus menggunakan bahasa asing sebaiknya tulisannya lebih kecil daripada tulisan bahasa Indonesianya. Bentuk yang benar pada penulisan papan nama di atas adalah Restoran Zatami.


10.   Penggunaan istila asing  pada papan nama Audis Salon
IMG_3339.JPG
Hukum penulisan bahasa Indonesia yaitu memakai aturan hukum diterangkan-menerangkan, hukum DM ini menyatakan bahwa baik dalam kata majemuk maupun kalimat segala sesuatu yang menerangkan selalu terletak dibelakang yang diterangkan. Pada kata di atas penulisan yang baku adalah Audis Salon, kata salon diterangkan oleh Audis, sehingga maknanya menjadi Salon milik Audis. Kesalahan yang terdapat pada papan nama di atas adalah kesalahan dalam bidang sintaksis.


ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM CERAMAH AGAMA USTAD JEFRI AL BUCHORI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM CERAMAH AGAMA USTAD JEFRI AL BUCHORI
NAMA  : HARYANTI
NPM      : 126211060
KELAS  : VA

Dalam ceramahnya yang berjudul sosok pemimin yang berdurasi 06:03 detik ini, saya mendapat beberapa kesalahan, diantaranya adalah  karena pengaruh bahasa daerah, kemudian perubahan fonem dalam bidang fonologi, berikut analisis dari isi ceramah ustad Jefri Al Buchori.
1.      Adanya pengaruh bahasa daerah
Bentuk tidak baku :
Tinggal dimane,?

Unsur-unsur yang dicetak miring pada kalimat diatas merupakan pemakaian frasa yang salah. Kesalahan itu disebaban oleh adanya pengaruh dari bahasa daerah, yakni bahasa Betawi. Sebaiknya frasa diatas diganti dengan tinggal dimana,?, kesalahan yang terdapat pada kalimat di atas merupakan kesalahan dalam bidang sintaksis.
Bentuk baku :
Tinggal dimana,?

2.      Perubahan fonem /e/ pada kata bener
Bentuk tidak baku :
“Bener”
Kata bener merupakan kesalahan yang terjadi karena perubahan fonem vokal /a/ yang di ubah menjadi fonem vokal /e/.  Kesalahan ini merupakan kesalahan pada bidang fonologi, bentuk baku pada kata bener adalah benar, sehingga perbaikan pada kata di atas adalah sebagai berikut:
Bentuk baku :
“Benar”
3.      Perubahan fonem /a/ pada kata tangkep
Bentuk tidak baku :
“Tangkep”
Kata bener merupakan kesalahan yang terjadi karena perubahan fonem vokal /a/ yang di ubah menjadi fonem vokal /e/.  Kesalahan ini merupakan kesalahan pada bidang fonologi, bentuk baku pada kata tangkep adalah tangkap, sehingga perbaikan pada kata di atas adalah sebagai berikut:
Bentuk baku :
“Tangkap”

4.      Penyingkatan morf meny- pada kata nyari
Bentuk tidak baku :
“Nyari”
Kata nyari yang dicetak miring di atas seharusnya dituliskan secara lengkap, yaitu dengan tidak menyingkat alomorf dari meny-, maka perbaikan pada kata di atas adalah :
Mencari”
5.      Kalimat yang ambiguitas
Bentuk ambiguitas :
“Mumpung abang kebijakannya di dengar orang, udah sikat!”
Ambiguitas adalah kegandaan arti kalimat, sehingga meragukan atau sama sekali tidak dipahami orang lain.  Keambiguan pada kalimat di atas terletak pada kata sikat, kata sikat di atas memiliki makna ganda, pertama : sikat yang digunakan untuk membersihkan lantai kamar mandi atau sikat yang dimaksud disini adalah menyikat kesempatan-kesempatan dalam jabatannya, karena kata kebijakan di atas, berarti melambangkan bahwa dia adalah seorang pemimpin. Jadi, perbaikan pada kalimat di atas adalah sebagai berikut :
Bentuk tidak ambiguitas :
“Mumpung abang kebijakannya di dengar orang, udah ambil saja kesempatan itu.




ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA BLOGGER ERMAWATI, S.Pd, M.A

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA BLOGGER ERMAWATI, S.Pd, M.A
NAMA  : HARYANTI
NPM      : 126211060
KELAS  : VA
1.      Penggunaan istilah asing
Bentuk tidak baku :
Aku harus bisa untuk menenangkan kepala dan harus positive thinking dalam hal memandang ini.
Pembaca blogger umumnya adalah mereka yang berpendidikan tinggi, artinya mereka tidak lagi termasuk dalam bagian masyarakat yang tidak berilmu, yang hanya pandai membaca, namun mereka juga sudah dapat mengetahui arti dari bahasa asing tersebut. Namun dalam aturan bahasa Indonesia, kita tidak boleh mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Kemudian pada kalimat di atas juga ada kata yang terbalik, yaitu terletak pada kata hal memandang ini. Jadi, perbaikan dalam kalimat di atas adalah sebagai berikut :
Bentuk baku :
Aku harus bisa untuk menenangkan kepala dan harus berpikir positif dalam memandang hal ini.
2.      Kesalahan  karena pilihan kata yang tidak tepat
Bentuk tidak baku :
Beberapa waktu  yang lalu dia pernah bilang, tidak ada yang disembunyikannya dariku tapi kenapa berbeda  yang terjadi sekarang?.
Kesalahan pilihan pada kalimat di atas terletak pada kata bilang, seharusnya penulis menggunakan kata mengatakan. Sebab kata bilang bukan bahasa baku. Jadi, bentuk baku pada kalimat di atas adalah :
Bentuk baku :
Beberapa waktu  yang lalu dia pernah mengatakan, tidak ada yang disembunyikannya dariku tapi kenapa berbeda  yang terjadi sekarang,?

3.      Penggunaan istilah asing
Bentuk tidak baku :
Akupun tidak tahu harus berkata apa, hanya saja beberapa pertanyaan sering melayang di pikiranku yang memaksaku mencari tahu, mengapa ...? mengapa....? Oh, I do not know!
Dalam aturan bahasa Indonesia, kita tidak boleh mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Seperti pada kalimat di atas yang mencantumkan bahasa asing kedalam kalimatnya, kata tersebut yaitu Oh, I do not know!, kata tersebut sebaiknya di ganti menjadi Oh, saya tidak tahu, sehingga perbaikan pada kalimat di atas menjadi :
Bentuk baku :
Akupun tidak tahu harus berkata apa, hanya saja beberapa pertanyaan sering melayang di pikiranku yang memaksaku mencari tahu, mengapa ...? mengapa....? Oh, saya tidak tahu.

4.      Penggunaan istilah asing
Bentuk tidak baku :
Kini, kau sudah mulai tua dan sensitif denganku. Apapun yang terjadi, namamu akan selalu tersimpan dalam memori ini. Biarlah kuabadikan namamu yang sangat berjasa. Your name is TOSHIBA, ya black and silver is your colour,  and ...2008-2012 is your time!
Dalam aturan bahasa Indonesia, kita tidak boleh mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Seperti pada kalimat di atas yang mencantumkan bahasa asing kedalam kalimatnya, kata tersebut yaitu, Your name is TOSHIBA, ya black and silver is your colour,  and ...2008-2012 is your time!, seharusnya kalimat tersebut diganti dengan, Namamu adalah TOSHIBA, ya hitam dan abu-abu warnamu, dan   ...2008-2012 adalah waktumu. Sehingga perbaikan pada kalimat di atas adalah sebagai berikut :

Bentuk baku :
Kini, kau sudah mulai tua dan sensitif denganku. Apapun yang terjadi, namamu akan selalu tersimpan dalam memori ini. Biarlah kuabadikan namamu yang sangat berjasa. Namamu adalah TOSHIBA, ya hitam dan abu-abu warnamu, dan   ...2008-2012 adalah waktumu.